KAIDAH KESEBELAS
والأصل في عاداتنا الإباحة حتى يجيء صارف الإباحة
Wal aslu fi 'aadaatinal ibaahati hatta
yajii u sooriful ibahah
Artinya : dan hukum asal dalam kebiasaan ( adat istiadat
) adalah boleh saja sampai ada dalil yang memalingkan dari hukum asal.
هذه القاعدة من القواعد المندرجة تحت قاعدة "اليقين لا يزال بالشك". والمراد بالعادات: ما لا يتقرب به الإنسان، ويتعبد به. ويراد بالإباحة: الإذن في فعل الشيء، وفي تركه.
ويدل على هذه القاعدة -أن الأصل في العادات الإباحة- عدد من النصوص الشرعية، منها قول الله - عز وجل - { هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا } (سورة البقرة آية : 29)
Kaidah ini termasuk dalam ruang lingkup pembahasan kaidah
"hal yang pasti diyakini tidak
gugur dengan keraguan ( "اليقين
لا يزال بالشك")
Adapun yang dimaksud dengan kebiasaan ((العادات adalah : apa saya yang dilakukan seorang hamba dalam
kehidupan sehari-hari bukan untuk mendekatkan diri kepada allah dan bukan
merupakan ibadah, dalam syarahnya as syeikh ubaid al jabiri dikatakan ((العادات jamak dari kata : عادة adapun maknanya :
ما اعتاده الناس apa saya yang biasa di kerjakan dan dilakukan
oleh manusia, dan setiap kaum, kabilah , masyarakat dan negara memiliki adat
dan kebiasaan yang berbeda, dan hukum asal dari kebiasaan adat istiadat adalah
boleh selama tidak menyelisihi hukum syar'ii, ( pent.) adapun yang dimaksud
dengan boleh ( الإباحة) adalah : boleh mengerjakan
sesuatu ataupun meninggalkannya.
Adapun dalil dari kaidah ini adalah beberapa
nash-nash syar'ii diantaranya
Dalil dari al qur'an
firman Allah SWT :
{
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا } (سورة البقرة آية : 29)
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi
untuk kamu ( QS al baqarah : 29 )
Firman allah SWT :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا
فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ (15)
Dialah yang
menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan
makanlah sebahagian dari rezki-Nya. ( QS al mulk : 15 )
Firman Allah SWT :
قُلْ مَنْ حَرَّمَ
زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ
Katakanlah: "Siapakah
yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang Telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik ( QS al
a'raf: 32 ) . dari ayat ini kita dapat mengambil faedah bahwasanya hukum asal
perhiasan serta apa saya yang allah anugerahkan buat hambanya adalah boleh dan
halal.
Dalil dari as sunnah
الحلال ما أحله الله
و الحرام ما حرمه الله وما سكت عنه فهو
عفو ( حديث رواه أبو داود في كتاب الأطعمة
باب ما لم يذكر تحريمه حديث رقم : 3800 و قال الشيح الألباني : صحيح الإسناد
)
" sesuatu yang halal itu adalah apa yang
dihalalkan allah dan sesuatu yang haram apa-apa yang diharamkan allah , adapun
sesuatu yang didiamkanNYA adakah
dimaafkan ( HR abu dawud kitab " al ath'imah bab: apa saja yang tidak
disebutkan pengharamanya hadist no : 3800 dan berkata as syeikh al albani :
shahih sanadnya)
وهذه القاعدة كما تنفي التحريم تنفي الوجوب أيضا، فالعادات الأصل فيها أنها مباحة، ليست بواجبة، وليست بمحرمة؛ لأن صرف الإباحة قد يكون بدليل يطلب الفعل، وقد يكون بدليل يطلب ترك الفعل، ومن الأدلة على هذه القاعدة قول النبي - صلى الله عليه وسلم - " إن من أعظم المسلمين جُرما من سأل عن شيء لم يحرم، فحرم من أجل مسألته " كما في الصحيح،
Dalam kaidah ini menunjukkan
tidak adanya keharaman atau larangan maka menunjukkan pula tidak adanya
perintah wajib untuk melakukannya, karena semua kebiasaan manusia adalah
boleh-boleh saja dilakukan, dan tidak wajib dan tidak pula haram dan ataupun
dilarang, adapun yang memalingkan dari hukum asalnya ada kalanya dalil tersebut
merupakan perintah untuk mengerjakan,
dan ada kalanya dalil tersebut merupakan larangan untuk mengerjakannya, dan
termasuk dalil dari masalah ini adalah sabda rasulullah SAW : " sesungguhnya
paling besar dosanya seorang muslim adalah orang yang bertanya sesuatu yang
tidak ada pengharamannya, kemudian dia mengharamkanya karena demi suatu
masalahnya." Sebagaiaman dalam kitab shahih.
وقول المؤلف هنا: "حتى يجيء صارف الإباحة" يعني:
إذا ورد دليل من الشارع يدل على: أن العادة ليست مباحة، وإنما هي محرمة، فإنه يعمل
بهذا الدليل، ولا يعمل بقاعدة "الأصل في العادات الإباحة". وهذا يدلنا
على أن الشريعة قد شملت جميع أفعال العباد بالأحكام . وليست الشريعة خاصة بالمساجد
-بدور العبادة- وبالعبادات فقط، بل الشريعة شاملة عامة، تشمل جميع أفعال المكلفين،
سواء ما كان منها عادة، أو ما كان عبادة، وهذا من فضل الله - عز وجل - علينا بهذه
الشريعة.
Adapun makna sampai ada dalil yang memalingkan hukum
asalnya yang mubah
( ("حتى يجيء صارف الإباحة" adalah : jika ada suatu dalil
syar'ii yang menunjukkan bahwasanya kebiasaan tersebut adalah dilarang maka
kita mengamalkan dalil tersebut, dan tidak mengamalkan kaidah tersebut
"الأصل في العادات الإباحة" dan ini menunjukkan bahwasanya
syari'at islam ini mencakup semua perbuatan hambanya dan perbuatan tersebut ada
hukum-hukumnya, dan bukanlah syari'at islam ini hanya khusus berputar disekitar
masjid dan hanya membahas masalah ibadah saja, akan tetapi syari'at islam ini
mencakup semua perkara secara umum, dan mencakup semua perbuatan hambanya baik
hal itu adalah adat kebiasaan ataupun masalah ibadah, dan ini merupakan
keutamaan yang Allah limpahkan kepada kita dengan syari'atnya.
wallohu alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar