Kamis, 12 November 2015

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAI MANAJEMEN INFORMASI PENDIDIKAN ISLAM (ANALISIS STAKEHOLDER LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM) (MAKALAH) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen PAI Dosen : Dr. Helmawati, S.E., M.Pd.I.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAI

MANAJEMEN INFORMASI PENDIDIKAN ISLAM
(ANALISIS STAKEHOLDER LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM)

(MAKALAH)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen PAI

Dosen : Dr. Helmawati, S.E., M.Pd.I.





Disusun Oleh :
Hendra Hidayat, S.Pd.I.



PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Bagi Indonesia, sebagian tanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa terletak pada lembaga pendidikan Islam yang merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Secara operasional, lembaga tersebut memang dikelola oleh kementerian agama yang terpisah dengan lembaga pendidikan umum lainnya. Namun dari segi misi, lembaga pendidikan Islam juga mengarah pada destinasi yang sama yakni mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia yang berilmu, bertakwa dan berbudi pekerti sehingga eksistensinya memberikan kebaikan bagi umat manusia.
Demikian halnya pada dimensi pendidikan, Islam adalah promotor utama dalam mengeliminasi budaya yang tidak menguntungkan kehidupan manusia yang berasal dari perbuatan manusia dari institusi yang ada. Pendidikan Islam selain diharapkan mampu menghasilkan terbukanya pemikiran terutama realitas kehidupan, juga memiliki muatan yang mampu mensosialisasikan wawasan, sikap, dan perilaku manusia terhadap nilai-nilai Islam. Artinya, pendidikan Islam yang berorientasi pada penciptaan insan kamil, juga harus mempunyai parameter dalam konteks sosialnya. Oleh karena itu, integrasi kecerdasan, profesionalitas, serta moralitas kemanusiaan yang bermuara pada bentuk hubungan transendensi manusia pada Tuhannya harus menjadi acuan dalam pendidikan Islam.
Dalam pengertiannya yang umum, pendidikan diformat sebagai jembatan yang dianggap sebagai strategis mengantarkan peserta didik kea rah kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, atribut praktis seperti “bertakwa”, “berakhlak”, “berbudi mulia”, “beramal saleh”, “berkarakter” dan bahkan “insan kamil yang tangguh IPTEK dan IMTAK” tidak dipahami secara normative-teknis. Atribut-atribut tersebut sesungguhnya memiliki nilai luhur yang biasanya didorong oleh  nilai luhur agama, namun untuk kebutuhan mendialogkan  pendidikan dengan kebutuhan zaman , maka pendidikan dapat dipahami sebagai konsep yang terbuka.
Tingginya tujuan pendidikan tersebut berimplikasi pada menjamurnya pendirian Lembaga-lembaga Pendidikan Islam, akan tetapi pendirian tersbut tidak dibarengi dengan penataan Manajemen Informasi Pendidikan Islam dengan rapih dalam sebuah lembaga pendidikan Islam. Dalam hal ini mengatur, manajemen, memimpin mengelola atau mengadministrasikan sumber daya dan sumber informasi sekitar dengan pendidikan secara professional. Sehingga pada gilirannya lembaga pendidikan Islam hanya sebagai cendera mata saja bagi perkembangan zaman yang semakin maju. Setidaknya ada tujuh permasalahan pendidikan Islam menurut Mahmud (2014), dua diantaranya, “Kelembagaan (tidak serius seperti mendirikan majlis ta’lim/dakwah), Tujuan ( lebih ke kesalehan ritual ketimbang social)”. Sementara untuk mencapai tujuan kelembagaan itu perlu adanya manajerial lalulintas informasi dari berbagai sektor yang selanjutnya disebut stakeholders. Mengingat pentingnya manajerial informasi dalam sebuah lembaga pendidikan maka penulis berinisiatif mengambil judul Manajemen Informasi Pendidikan Islam, dalam hal ini menganalisis stakeholder guna kelancaran lalu lintas informasi untuk menjalankan misi dari lembaga pendidikan itu sendiri.





B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dipahami bahwa permasalahan pendidikan saat ini bertumpu pada system manajemen pengelolan lembaga pendidikan terutama system manajemen informasi manajemen pengelolaan lembaga pendidikan, dalam hal ini penulis membuat rumusan berikut:
a.       Bagaimanakah analisis yang dilakukan untuk menentukan tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh lembaga pendidikan (sekolah, madrasah, pesantren) ?
b.      Bagaimana menata Manajemen Inforamsi Pendidikan Islam ?

C.      Tujuan Penulisan
a.       Menentukan analisis yang dilakukan untuk menentukan tujuan lembaga Pendidikan Islam
b.      Memaparkan Manajemen Informasi Pendidikan Islam















BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian dan Urgensi Manajemen Informasi Pendidikan Islam (MIPI)
1.      Pengertian
Manajemen Informasi Pendidikan Islam (MIPI) merupakan bagian dari komponen pendidikan yang tidak bisa dilepaskan. Selanjutnya, lembaga pendidikan merupakan sebuah system yang didalamnya terdapat subsitem yang disebut dengan organisasi, pengelola, pengurus, civitas dan sebagainya. Pada hakikatnya semua term tersebut merupakan satu kesatuan kerjasama antara dua orang atau lebih. Selanjutnya untuk menelaah masalah-masalah yang dihadapi organisasi atau lembaga perlu ditelaah dulu tentang organisasi.
Istilah organisasi berasal dari bahasa Yunani yakni organon yang berarti alat, definisi tersebut telah banyak dikemukakan oleh berbagai ahli. Walaupun pada dasarnya definisi-definisi tersebut tidak mengandung perbedaan prinsipil namun kiranya perlu disampaikan beberapa pendapat para ahli sebagai bahan perbandingan.
a)     Paul Preston dan Thomas Zimmerer (1976),  mengatakan bahwa, “organization is a collection of people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives” yang artinya organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
b)     James D. Mooney dalam buku The Executive Funcitions karangan Chester I. Barnard (1983) mengatakan bahwa “Organization is the form of every human association  for the attainment of common purpose” yang artinya organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap organisasi terdapat tiga unsur dasar yaitu : Pertama, orang-orang (sekumpulan orang).  Kedua, kerjasama. Ketiga, tujuan yang akan dicapai. Dalam hal Pendidikan Islam ketiga unsur ini berkaitan erat terhadap keberlangsungan Manajemen Informasi Pendidikan Islam itu sendiri.
2.      Urgensi
al-Qur’an dan Sunah memancarkan konsep belajar mengajar yang berbeda dari konsep yang diajarkan pilsafat positivisme[1]. Konsep belajar mengajar yang memancar darinya tidak hanya berupa kontak peserta didik dengan guru dan objek pembelajaran secara lahir saja, tetapi juga ada kontak secara batini. Ada keharusan untuk mensinergikan perilaku belajar mengajar dengan apa yang Allah swt kehendaki. Jika pengalaman belajar dengan masyiah (kehendak) Allah, akan terbuka proses pembelajaran di luar proses pembelajaran biasa.
Dalam hal manajerial informasi, Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu asset usaha berharga. Dalam abad informasi ini, penekanan diutamakan terhadap asset tidak nyata (intangibles). Sumber Daya Manusia merupakan salah satu factor penting dalam sebuah organisasi, perusahaan dan lembaga apalagi pada sebuah manajemen, menurut Buchari Zainun (2004), manajemen sumber daya manusia merupakan bagian terpenting. Sumber Daya Manusia disuatu lembaga atau organisasi perlu pengembangan samapi ke taraf tertentu sesuai dengan perkembangan lembaga itu sendiri, apabila suatu lembaga atau organisasi ingin berkembang seyogiyanya diikuti dengan pengembangan sumber daya manusia itu sendiri.

B.     Analisis Stakeholder
Stakeholeders organisasi adalah orang, kelompok, organisasi, anggota  atau pihak-pihak lainnya  yang berkepentingan yang dapat memberikan  pengaruh terhadap organisasi atau mungkin sebaliknya dapat  dipengaruhi oleh tindakan organisasi. Mereka yang terkait di dalamnya disebut sebagai pemangku kepentingan (stakeholders)[2].
Analisis stakeholders adalah proses mengidentifikasi para pemangku kepentingan, kaitan-kaitan di antara para pemegang kepentingan tersebut, kepentingan-kepentingannya itu sendiri serta proses terjadinya  saling  mempengaruhi. Analisis stakeholders biasanya dipakai dalam perencanaan strategis (strategic planning) perusahaan, organisasi pemerintahan atau organisasi kemasyarakatan/organisasi non – pemerintah.  Dalam 10 tahun terakhir ini di semua instansi pemerintahan sudah diwajibkan melakukan strategic planning setiap lima tahun sekali.
Perencanaan yang dirancang dalam awal kepemimpinan akan membantu mencapai sasaran yang diharapkan suatu organisasi. Manfaat perencaan menurut Helmawati (2015: 43) terbagi atas empat, 1) alat pemberi arah, 2) alat memfokuskan tujuan yang akan dicapai, 3) alat pedoman rencana dan keputusan, 4) alat bantu mengevaluasi kemajuan yang dicapai.
Terdapat berbagai factor yang mempunyai pengaruh terhadap organisasi yang dapat diklasifikasikan menjadi lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Richard Osbom, (1980: 130). Dalam hal lingkungan eksternal terbagi menjadi dua macam, yakni lingkungan umum dan lingkungan khusus. Factor-factor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 : Factor yang mempengaruhi Organisasi

1.       Lingkungan Eksternal Organisasi
a.       Lingkungan Umum
Lingkungan umum yaitu kekuatan-kekuatan yang berinteraksi dan berpengaruh terhadap seluruh sektor kehidupan manusia, diantaranya :
1)     Factor budaya
Ricard Obsom mengutip definisi budaya sebagaimana dikemukakan oleh F.B. Taylor dalam buku Primitive Culture, (1871: 71) bahwa: “culture define as that complex hole wich includes knowladges, beilifs, art, morals, customs and habits, acquired by man and as member of society” yang artinya budaya ialah keseluruhan yang bersifat komplek yang meliputi pengetahuan, kepercyaan atau keyakinan, kesenian, moral, kebiasaan dan kemampuan serta kebiasaan lain yang diperlukan manusia sebagai anggota masyarakat.
2)     Iklim Ekonomi
Sumber-sumber nilai tambah dapat dipengaruhi oleh tingkat perkembangan ekonomi setiap bangsa yang belum begitu maju. Secara singkat dapat disebutkan bahwa kondisi ekonomi suatu bangsa menampilkan fisik dan jasa secara potensial untuk menyelenggarakan roda organisasi.
3)     Lingkungan Politik dan Hukum
Lingkungan inimerupakan sumber aturan dan sumber alokasi kekuatan bagi para pelaksana organisasi. Sebagai pihak yang mengalokasikan kekuatan, pemerintah juga dapat memberikan bantuan kekuatan kepada organisasi untuk keberhasilan misinya.
4)     Lingkungan Pendidikan
Perkembangan pendidikan mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan pendidikan melalui produktifitas kerja sumber daya manusia.

b.       Lingkungan Khusus
Lingkungan khusus diartikan oleh Obsorn sebagai sejjumlah kekuatan yang terdiri atas organisasi, individu dan lembaga yang berinteraksi dengan organisasi. Komponen-komponen khusus meliputi :
1)     Pemasok Input (Input Suppliers): tenaga kerja (labor), modal (money), bahan mentah (raw materials).
2)     Penyalur Input (Output Distributors), maksudnya lulusan yang diharapkan, diarahkan sesuai bidangnya masing-masing.
3)     Pesaing (Competitors) yaitu lembaga-lembaga yang bergerak dibidang yang sama atau bersinggungan sehingga memperebutkan pasar yang sama.
4)     Peraturan-peraturan Pemerintah (Government Yurisdiction)
2.       Lingkungan Internal Organisasi
Lingkungan internal organisasi atau ada juga yang menyebutnya lingkungan mikro organisasi. Meliputi tujuan organisasi, struktur organisasi, pengambilan keputusan, motivasi, komunikasi, koordinasi, kepemimpinan serta budaya organisasi.
Tujuan organisasi lebih sering ditampilkan dalam istilah GAOMP yakni goals, aim,missions, objectives, mission, purposes, dapat didefinisikan sebagai suatu hasil atau keadaan yang diharapkan dapat dicapai yang menuntut perencanaan, pelaksaan dan pengendalian secara seksama. Mc. Farland (1976) berpendapat sebagai berikut :
a.       Aims, merupakan suatu keadaan atau hasil yang ingin dicapai melalui kegiatan yang lingkupnya lebih sempit dari goals.
b.       Objectives (sasaran), merupakan kategori yang bersifat spesifik tentang keadaan atau hasil yang ingin dicapai meliputi dimensi kualitas dan kuantitas.
c.       Missions, lebih menggambarkan alasan mendasar tentang keberadaan suatu organisasi yang banyak digunakan oleh organisasi non-bisnis.
d.       Purposes, adalah suatu situasi dimasa mendatang yang diharapkan dapat dicapai, yang lingkupnya lebih sempit dari misi.

 Analisis ini adalah metode untuk memahami dan mengidentifikasi kepentingan-kepentingan di balik tindakan aktor yang tidak sulit untuk dilakukan.  Analisis ini, akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan bantuan matriks.
               
No
Stakeholders (Pemegang Kepentingan)
Apa Kepentigannya
Kategori
Posisi
Md
Mb
L
N
K
1
Pemerintah






2
Dinas Pendidikan






3
DLL






Tabel 2.1 Matriks analisis Stakeholders
Keterangan table :
Md         : Mendukung
Mb         : menghambat
L             : lawan
N             : netral
K             : kawan

C.      Manajemen Informasi Kelembagaan Pendidikan Islam
Uraian mengenai konsep dasar manajemen informasi di atas stidaknya memberikan kerangka dasar dalam pengembangan system manajemen pada bidang pendidikan. Hal ini mengingat bahwa sebagai konsep yang universal, system manajemen dapat saja dipraktekan dalam berbagai bidang organisasi dan tentu saja memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, upaya manajerial informasi pada lembaga pendidikan Islam yang mesti dilakukan dalam rangka perbaikan internal dan eksternal organisasi. Menurut Edward Saliis (2008), hal ini sesungguhnya hanya berangkat dari asumsi dasar bahwa sebuah institusi yang sukses menuju masa depan adalah institusi  yang responsive dan berubah sesuai dengan tuntutan dunia sekitarnya. Menurutnya, karena institusi pendidikan bukanlah entitas yang tetap dan tidak berubah, lembaga pendidikan akan eksis selama ia dapat meraih tujuan yang bermanfaat. Institusi pendidikan dan lingkungannya berada dalam suatu kondisi perubahan yang konstan, dan jika dianalogikan dengan kehidupan biologis, maka ia memiliki life cycle (siklus kehidupan). Berikut penulis uraikan langkah-langkah Manajerial Informasi :
a.       Pengumpulan Informasi
Pengumpulan informasi adalah kegiatan mencari dan mendapatkan informasi. Perhatikan sumber, akses dan waktu yang tepat. Metode yang digunakan, Penelitian literatur (mengumpulkan informasi dengan mempelajari dan meneliti rekaman dan catatan yang ada berupa kepustakaan, penerbitan/rilis, media massa, informasi publik atau informasi milik lembaga pemerintahan),  Survei, Pengamatan, Wawancara, Pengorganisasian dan pertemuan kelompok fokus,  Memanfaatkan acara lokal, Pertemuan dan jaringan kontak.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode dan alat pengumpulan informasi: Jenis  data dan informasi yang diinginkan,  Sumber  informasi potensial, Waktu yang tersedia untuk mengumpulkan  dan melaporkan informasi, Akses terhadap sumber  informasi,  Dana yang tersedia, Lokasi dan kondisi geografis,   Keterampilan dan pengalaman  pengumpul.
b.      Pengolahan dan Produksi
Pengolahan adalah proses konversi sejumlah besar informasi, melalui penilaian dan analisa. Artinya mengkonversi informasi mentah (sebagai bahan baku) menjadi intelijen. Tahapan:  pencatatan,  penilaian,  dan   analisa. Pencatatan. Informasi yang diperoleh perlu dicatat dan disimpan. Metode pencatatan yang digunakan hendaknya memudahkan dalam membuat perbandingan, penilaian, dan pelaporan,    biasanya  dalam bentuk lembaran kerja. Penilaian  Informasi.   Memilih informasi yang sesuai dengan konteks, dinilai kehandalan dan validitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian: Relevansi, Urgensi, Kepercayaan terhadap sumber, Kebenaran isi informasi, Beralasan tidaknya informasi.   Analisa, suatu proses menterjemahkan informasi yang telah dinilai menjadi  produk intelijen dengan mencari maknanya, memberi arti dan  menafsirkan, memadukan dan kemudian menyimpulkan. Meliputi langkah-langkah identifikasi masalah, penafsiran dan diintegrasikan, kemudian menarik kesimpulan.
c.       Penilaian Informasi
1)     (Dapat dipercaya sepenuhnya).  Sumber dalam waktu cukup panjang memiliki rekam jejak kepercayaan  yang handal. Diberikan kepada sumber  yang langsung mendapatkan sendiri informasi yang diperlukan, selalu memberikan informasi yang benar. 
2)     (Biasanya dapat dipercaya). Sumber sebagian besar waktu mempunyai rekam jejak dapat dipercaya,  tetapi  sesekali ada keraguan tentang kualitas informasi yang diberikan.
3)     (Biasanya tidak dapat dipercaya). Sumber memiliki sejarah memberikan informasi yang sering terbukti tidak benar, tendensius,  dan mungkin menyesatkan.
4)     (Tidak dapat dipercaya). Sumber dipandang tidak mempunyai syarat-syarat untuk dipercaya, tidak memunyai akses, pembohong, suka mengarang informasi.
5)     (Tidak diketahui). Sumber tidak atau belum dikenal, sehingga tidak ada dasar dan pedoman untuk menentukan tingkat kepercayaannya.  
Untuk lebih jelasnya berikut penulis uraikan analisis langkah-langkah manajerial informasi dalam bentuk diagram.

Gambar 2.2 Alur Perencanaan Strategis

Gambar 2.3 : Analisa Swot

Gambar 2.4 : 10 Kemungkinan Pada Analisa Swot

Gambar 2.5 : Implementasi Analisa Swot



BAB III
PENUTUP

Dari penuturan di atas dapat dipahami bahwa untuk menjalankan misi pendidikan dlam sebuah lembaga tidak bisa berjalan sendiri di lingkungan internal saja. Analisis yang diajukan diatas hanya sebagai ilustrasi dan bersifat kondisional tergantung kepada daerah dan lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri. Pada intinya, lalu lintas informasi dalam sebuah lembaga pendidikan sangat menenteukan kemajuan dan kelancaran misi dari lembaga itu sendiri. Maka dari itu, lalu lintas informasi tersebut harus dimanajerial secara menyeluruh.
Text Box: Gambar 3.1 : Diagram Perencanaan StrategisLembaga pendidikan Islam semestinya memiliki agenda pokok untuk pengembangan dirinya dan dioreintasikan untuk membebaskan diri dari ketertinggalan. Lembaga pendidikan Islam juga harus dapat menjadi transmisi bagi pembangunan masyarakat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi untuk hidup bersama dalam ikatan global.



DAFTAR PUSTAKA

Zainun, Buchairi. 2004. Edisi Revisi, Manajemen dan Motivasi, Jakarta: Balai Aksara
Preston, Paul dan Thomas Zimmerer. 1976. Business an Introduction to American Enterpise, Enlewood Cliffs, Prentice-Hall Inc.
Osborn, Richard, 1980. Organization Theory: an integrated approach. New York: Jhon Wiley & Sons.
McFarland, Dalton. 1974. Managements, Principles and Practices. Fourth Edition, New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Long, Larry, 1980. Management Informational System. Englewood Cliffs New Jersey: Prenticeh-Hall Inc.
Sedarmayanti, 2011. Membangun Dan Mengembangkan Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. Bandung: PT. Refika Aditama
Helmawati, 2015. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Agama Islam. Bandung: Rosda Karya.
Darmawan, Didit. 2013. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Surabaya: Pena Semesta.
Ali, Nizar dan Syatibi, Ibi, 2009. Manajemen Pendidikan Islam, Ikhtiar Menata Kelembagaan Pendidikan Islam. Tambun Selatan: Pustaka Isfahan
Djatmiko, Yayat Hayati, 2008. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Dawam, Ainurrafiq dan Ta’arifin, Ahmad, 2008. Cet 3. Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren. Listafarika Putra.
Mahmud, Seminar Revitalisasi Pendidikan Islam, UNINUS, 17 Mei 2014





[1] Untuk lebih jelasnya tentang Pilsafat Positivisme bias dibaca pada buku “Pilsafat Ilmu Komunikasi” pada BAB 5 Perspektif Positivisme Hal 87, karangan Elvinaro Ardianto dan Bambang Q Anees.
[2] Lili Sadeli, disampaikan pada Seminar Pendidikan Islam dengan tema Kilas Balik Pendidikan Islam, STAI UNSAP Sumedang.